Jumat, 19 November 2010

Dana abadi

Apabila 100 konglomerat terkaya di Indonesia menyumbangkan 50% atau lebih kekayaannya maka bukan mustahil akan terkumpul dana sebesar Rp. 100 triliun. Jika dana sebesar Rp.100 triliun ini dijadikan dana abadi dan dikelola secara professional dan bisa menghasilkan Rp. 1 triliun per bulan.

Andaikan Ada Bill Gates & Warren Buffet di Indonesia
REP Dwi Astini

Secara pribadi, saya sangat mengagumi Warren Buffet, sang miliarder di dunia. Sesuai kutipan wikipedia.com, nama lengkapnya adalah Warren Edward Buffett yang lahir di Omaha, Nebraska, Amerika Serikat, 30 Agustus 1930; saat ini berumur 80 tahun) adalah seorang investor dan pengusaha Amerika Serikat. Ia memiliki julukan Oracle of Omaha; Buffett telah mengumpulkan kekayaan yang sangat besar dari kecerdikannya berinvestasi melalui perusahaannya Berkshire Hathaway, di mana dia memegang 38% saham. Dengan perkiraan pendapatan bersih AS$47 milyar pada 2010, kini dia menduduki urutan ketiga sebagai orang terkaya kedua dunia menurut Forbes, di belakang Carlos SLim Helu dan Bill Gates.

Namun, ada satu kelebihan Buffet, yang mungkin tidak dimiliki oleh 1 di antara 10 orang. Dia emang seorang yang sangat hebat dan memiliki kepribadian yang unik. Andaikan Anda memiliki kekayaan sebesar US $ 47 milliar, apa yang akan Anda lakukan? Mungkin melakukan perjalanan keliling dunia, membeli 1000 jenis sport car mewah, memborong baju Zara ataupun Guess, dsb. Yang kita lakukan hanyalah have fun, have fun dan have fun.

Warren Buffet - Melinda Gates - Bill Gates

Berbeda dengan Buffet, ia sebagai salah seorang yang menduduki peringkat ke-3 terkaya di dunia, berinisiatif untuk menyumbangkan 90% dari total kekayaan yang dia miliki ke sebuah lembaga amal. Tidak hanya Warren Buffet seorang, tapi ia juga dibantu oleh Bill Gates dan istrinya Bill Gates dalam aksi amal ini. Bahkan keputusan mereka berdua mendapat perhatian banyak miliarder di Amerika Serikat. Buffett, Gates bersama istrinya Gates, telah berbicara di depan 20% orang terkaya di AS yang berjumlah sekitar 70 hingga 80 orang. Baik Buffett dan Gates membujuk orang kaya itu untuk menyumbangkan separuh hartanya. Dalam setiap makan malam bersama para miliarder, Buffett meminta keluarga kaya untuk berbicara tentang apa yang akan mereka lakukan dengan kekayaan tersebut.

“Hingga kini 40 pengusaha telah menandatangani kesepakatan, berkomitmen menyerahkan separuh kekayaan mereka ke lembaga amal”ujar Buffett. Target Buffett dan Gates bukan hanya orang kaya di AS. Mereka juga mengincar para miliarder di China dan India. Mereka bakal bertemu para miliarder China September mendatang. Setelah itu mereka akan bertemu para pengusaha India pada bulan Maret tahun depan. Buffett membantah bahwa aksi filantropi itu untuk menghindari pajak. Menurut dia, tak ada seorang pun yang ingin mendapatkan pengurangan pajak. “Saya pikir motivasinya lebih jauh, bukan masalah pajak,”ujarnya. Menurut Melinda Gates,tujuan The Giving Pledge adalah membantu menciptakan harapan di masyarakat bahwa orang kaya harus memberikan harta kekayaan mereka.

Lembaga itu juga menciptakan kelompok orang kaya yang dapat memberikan bantuan filantropi. Di antara mereka yang menyumbangkan harta terdapat nama Wali Kota New York Michael Bloomberg, pendiri CNNTed Turner, dan eksekutif perusahaan hiburan Barry Diller.Kemudian,produser film George Lucas,filantrop David Rockefeller,dan pengusaha minyak T Boone Pickens. Ada beragam alasan para miliarder itu bergabung dalam “The Giving Pledge”. “Saya menyumbang kekayaan saya untuk membantu kualitas pendidikan. Karena itu adalah kunci manusia untuk bertahan hidup,”ujar Lucas.

Lain lagi dengan alasan Picken, “Sejak lama saya mengatakan kalau saya menikmati membuat uang dan saya juga menikmatinya saat saya menyumbangkan uang tersebut.” Dia mengaku bukan penggemar berat kekayaan warisan. Nama lain yang menyumbangkan hartanya adalah pengusaha konstruksi Eli Broad, investor John Doerr,pengusaha media Gerry Lenfest dan mantan komisaris Cisco Systems John Morgridge. Broad dan istrinya,Edythe, misalnya, berjanji menyumbangkan 75% dari kekayaan. Majalah Forbes memprediksi nilai kekayaan Broad mencapai USD5,7 miliar. Adapun Lenfest telah memberikan lebih dari USD800 juta atau Rp7,26 triliun, sekitar 65% dari kekayaannya.

George Soros juga merupakan salah pengusaha yang bakal memberikan separuh kekayaannya. Wali Kota New York Michael Bloomberg telah pula menyumbangkan USD254 juta atau Rp2,30 triliun kepada 1.400 lembaga nirlaba di seluruh dunia. ”Saya orang yang sangat percaya bahwa memberi dan selalu memberi adalah rencana keuangan terbaik,”paparnya. Tidak semua miliarder mendukung aksi amal besar-besaran ini. Miliarder asal Jerman Peter Kramer mengkritik bahwa The Giving Pledge merupakan sebuah inisiatif yang sangat sarat masalah. “Ada dapat menuliskan janji beramal seiring tingginya pajak di AS.

Orang kaya di AS pun memiliki pilihan: apakah saya akan menyumbang atau membayar pajak?” ujar Kramer yang terkenal dengan program sekolah untuk Afrika itu. Kramer menganggap aksi filantropi itu hanya pengalihan uang dari negara kepada para miliarder. Jadi bukannya negara yang menentukan uang para miliarder itu, justru mereka sendiri yang bakal memutuskan ke mana uang tersebut akan mengalir. “40 miliarder itu ingin mengalirkan uang mereka untuk melawan negara yang memiliki legitimasi.

Majalah Forbes memperkirakan dana yang terkumpul bakal mencapai lebih dari USD150 miliar atau Rp1.380 triliun, bahkan dalam hitunganWallStreetJournaldanaamal yang terkumpul bisa mencapai USD600 miliar atau Rp5.451 triliun. Aksi filantropi itu digalakkan Gates dan Buffett melalui program The Giving Pledge. Aksi amal itu digelar kedua miliarder ternama itu sejak Juni lalu dengan tujuan hanya mengajak para miliarder untuk menyumbangkan sedikit dari warisan yang mereka miliki.

Apabila 100 konglomerat terkaya di Indonesia menyumbangkan 50% atau lebih kekayaannya maka bukan mustahil akan terkumpul dana sebesar Rp. 100 triliun. Jika dana sebesar Rp.100 triliun ini dijadikan dana abadi dan dikelola secara professional dan bisa menghasilkan Rp. 1 triliun per bulan, maka bisa dibayangkan berapa juta anak bisa melanjutkan sekolahnya, berapa ribu puskesmas dan sekolah bisa dibangun, dsb.

Tidak usah mereka berdua, tapi andaikan ada orang yang berjiwa seperti Bill Gates & Warren Buffet Di Indonesia……….

sumber : forumdetik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar