Selasa, 25 Januari 2011

Kekuatan spiritual Anda

Kekuatan spiritual Anda tercermin dalam komitmen seseorang untuk tetap berpegang pada nilai-nilai terdalamnya di segala situasi, meski membutuhkan pengorbanan. Keluwesan spiritual juga mencerminkan toleransi terhadap nilai dan keyakinan berbeda yang dimiliki setiap orang, selama nilai dan keyakinan itu tidak menyinggung orang lain.
be well,
Dwika-ExecuTrain





Kenali & Kapitalisasi Potensi Diri (#1 Fisik)

by: Rio Purboyo

Tentu Anda sudah mengerti empat potensi dasar manusia, yang darinya kita kenali istilah Kerja Keras (fisik), Kerja Cerdas (mental-intelektual), Kerja Mawas (emosional), dan Kerja Ikhlas (moral-spiritual). Kita bakal berkinerja baik, sehat, dan bahagia bila kita terampil mengelola keempat potensi dasar manusia tadi. Dari keempatnya itulah, energi diri akan optimal adanya.
Kinerja unggul terjadi saat kita terlibat secara sepenuhnya, dan inilah salah satu tanda sekaligus cara untuk berbahagia. Menurut Martin Selligman, bapak Psikologi Positif, kebahagiaan dapat dicapai dari: Merasa nikmat; Merasa terlibat; Merasa berbagi manfaat.

Keterlibatan penuh membutuhkan sumber energi dari keempat potensi yang berbeda, namun saling terjalin satu sama lain: fisik, mental, emosional, dan spiritual.
Indikasi utama kapasitas fisik adalah kekuatan, ketahanan, keluwesan, dan keuletan. Indikasi itu juga berlaku pada kapasitas mental, emosional, dan spiritual. Keluwesan pada tingkat fisik, misalnya, menandakan bahwa otot memiliki ruang gerak yang tinggi. Peregangan meningkatkan keluwesan.
Hal yang sama berlaku pada emosi. Keluwesan emosi mencerminkan kapasitas untuk bergerak bebas dan tepat dalam ruang spektrum emosi, daripada merespon dengan ngotot dan membela diri. Keuletan emosi adalah kemampuan untuk bangkit setelah mengalami kekecewaan, frustasi, bahkan kehilangan.
Ketahanan mental adalah ukuran atas kemampuan mempertahankan fokus dan konsentrasi sepanjang waktu, dan para pakar jadi berhasil karena berdiri kokoh di atas prinsip ini. Sedangkan keluwesan mental merupakan indikasi kapasitas untuk bergerak antara yang rasional dengan yang intuitif, dan untuk menerima semua sudut pandang.
Kekuatan spiritual tercermin dalam komitmen seseorang untuk tetap berpegang pada nilai-nilai terdalamnya di segala situasi, meski membutuhkan pengorbanan. Sebaliknya, keluwesan spiritual mencerminkan toleransi terhadap nilai dan keyakinan berbeda yang dimiliki setiap orang, selama nilai dan keyakinan itu tidak menyinggung orang lain.
Secara sederhana dan singkatnya, untuk mampu menghasilkan kinerja tinggi dan terlibat penuh di dalamnya, kita perlukan kekuatan, ketahanan, keluwesan, dan keuletan di semua dimensi potensi diri.
Setelah Anda pahami indikator kecemerlangan dari keempat potensi diri seperti ditulis di atas, tujuan utama penulisan kali ini ialah untuk  membantu kita memberdayakan potensi fisik kita. Saya pilihkan saripati tulisan dari buku 8th Habit-nya, Stephen Covey, seperti sajian istimewa berikut ini yang dapat Anda nikmati. Silakan!

#1 Kecerdasan Fisik

Kembangkan tiga komponen utama dari kecerdasan fisik.
1)    Nutrisi yang baik dan seimbang
2)    Olahraga yang seimbang dan teratur
3)    Istirahat yang baik, santai, kelola stress, anut pola pikir bahwa pencegahan lebih baik dari pengobatan.
#1.1 Nutrisi yang bijaksana
Sebagian besar dari kita tahu apa yang seharusnya kita makan dan yang seharusnya tidak. Kuncinya ialah keseimbangan. Saya bukanlah pakar gizi, tetapi seperti kebanyakan orang lain pula, saya ketahui tubuh bahwa kita akan dapatkan vitalitas, dan dukungan energi dari tubuh yang mendapatkan kekuatannya yang terbaik ketika kita mengkonsumsi banyak padi-padian, sayur-sayuran, buah-buahan, dan protein rendah lemak.
Penelitian juga tunjukkan manfaat makan ikan secara teratur, jika pun kita makan daging (lebih baik tidak secara berlebihan), haruslah yang rendah lemak. Adapun berbagai makanan cepat saji/fast food, makanan hasil produksi pabrik, dan kembang gula, harusnya kita hindari, atau sangat jarang kita makan, karena banyak mengandung lemak jenuh dan gula. Tetapi, sekali lagi, ingatlah kuncinya adalah keseimbangan dan melakukan secara tidak berlebihan.
Belajarlah untuk tidak terlalu mudah menuruti nafsu dan makan berlebihan. Dengan kata lain, biasakanlah untuk berhenti makan pada saat yang tepat –saat Anda merasa cukup kenyang, dan sebelum perut Anda terasa terlalu penuh. Kita pasti ingat prinsip sederhana berikut ini, “Kami adalah kaum yang hanya makan ketika lapar, dan berhenti makan sebelum kenyang.”
Sebagai gantinya minumlah banyak air, 6 hingga 10 gelas per hari. Minum air akan optimalkan fungsi-fungsi tubuh, dan pertahankan kebugaran fisik dan berat badan yang sehat melalui pola makan dan olahraga yang teratur.
#1.2 Olahraga Konsisten dan Seimbang
Olahraga teratur untuk menjaga jantung, kekuatan, dan kelenturan akan secara signifikan meningkatkan kualitas hidup dan jangka waktu harapan hidup. Sekali lagi, kuncinya adalah keseimbangan. Dewasa ini gaya hidup kita semakin lama semakin banyak duduk, dan tidak aktif. Padahal, yakinkah Anda betapa olahraga akan lejitkan kendali diri dan penguasaan diri, yang selanjutnya akan memperbaiki totalitas kehidupan kita, sehingga membuat kita lebih luwes dalam tentukan respon terhadap suatu rangsangan.
Lebih jauh daripada itu, peneliti membuktikan hukum keselarasan. Penelitian ini sama terbuktinya, baik bagi orang dewasa (pekerja) ataupun siswa sekolah. Pada penemuan terbaru, ilmuwan meminta sejumlah murid melakukan jogging selama 30 menit, 2 hingga 3 kali sepekan. Setelah 12 pekan, level kemampuan kognitif mereka sangat melonjak drastis dibandingkan sebelum berjogging. Begitu program latihan ini dihentikan, secara tiba-tiba kemampuan kognitif mereka kembali ke level semula. Secara mendasar, para ilmuwan bersepakat bahwa olahraga (memang) melejitkan kinerja otak. Lalu, sebanyak apa sih tepatnya, olahraga yang kita butuhkan? Untuk pria adalah 10 hingga 20 km per hari, dan separuhnya untuk perempuan, ujar Richard Wrangham.
Pada umumnya, para ilmuwan menyepakati 12 mil sehari. Dan tahukah Anda olahraga apa yang dimaksud? Sederhana, sekali. Berjalan. Ilmuwan menyimpulkan, bahwa otak kita bekerja lebih gesit saat kita bergerak, bukannya dalam kondisi diam, bermalas-malasan. Para dokter bahkan sudah memastikan bahwa berolahraga secara aerobik dua kali sepekan, mengurangi resiko terjangkit dementia (lupa ingatan) hingga separuhnya. Pun, bila rutin lakukannya 20 menit per hari, bisa mencegah terjadinya stroke sampai 60%.
#1.3 Istirahat yang tepat, santai, kelola stress, dan pola pikir pencegahan.
Seorang pelopor besar dan pemimpin dalam bidang stress, Dr. Hans Selye, menunjukkan ada dua jenis stress: distress dan eustress. Distress muncul karena kita benci pekerjaan kita, dan merasa kita adalah korban tak berdaya. Eustress datang dari dorongan/tekanan positif yang timbul karena adanya jarak antara kondisi realitas kita saat ini dengan idealita kita (sasaran, proyek, atau penyebab lain yang bermakna) yang kemudian benar-benar menggerakkan kita dan mendongkrak bakat terkuat kita.
Jadi, melalui penelitian empirisnya, Dr. Hans Selye perlihatkan bahwa eustress menopang sistem kekebalan tubuh, meningkatkan jangka harapan hidup, dan kenikmatan dalam hidup. Untuk stress jenis inilah kita, yang tak perlu kita hindari. Eustress. Karena itu akan perkuat dan tingkatkan kapasitas diri kita. Tentunya, itu semua tetap harus diseimbangkan dan diselaraskan dengan istirahat dan santai yang tepat.
Sampai di sini, tentu kita dapatkan konsep dasar betapa pentingnya memiliki tubuh yang sehat. Tapi, mungkin saja masih timbul pertanyaan di benak kita mengenai…
“Adakah dampak abaikan perkembangan dan kesehatan tubuh?”
Tentu saja, ada! Kita akan kehilangan banyak hal, bukan hanya kesehatan kita, tetapi secara mental kita juga akan kehilangan fokus, kreativitas, daya tahan, kegigihan, keberanian, kemampuan untuk belajar, serta daya ingat kita. Sebaliknya, jika kita berlatih, beristirahat, dan makan secara benar, kita dapat mempertahankan fokus mental dan kegigihan kita, serta rasa haus untuk terus belajar.
Apa yang terjadi pada kecerdasan emosional kita, terhadap hati kita, jika kita abaikan tubuh kita, ketika kita hanya menjadi budak dari selera dan nafsu kita? Kesabaran, cinta, pengertian, kemampuan untuk mendengarkan, dan kasih sayang akan ikut tertundukkan pula. Semua hal itu hanya akan menjadi omongan hampa tanpa daging dan darah yang membentuknya.
Apa yang terjadi dengan jiwa kita, dengan kedamaian pikiran kita? Keinginan kita untuk melayani, berkontribusi, kemauan kita untuk berkorban, untuk menundukkan diri sendiri terhadap tujuan yang lebih baik dan lebih besar akan terpengaruh; nurani kita menjadi tumpul, menyerah terhadap hampir semua godaan. Hilangnya integritas pribadi sekecil apa pun, membuat kita berorientasi pada diri sendiri, lebih egois. Dan begitu saya temukan saat-saat saya tetapkan diri saya untuk hidup berdasarkan prinsip dan nilai selaras dengan nurani, tekad saya untuk melayani dan berkontribusi dengan cara-cara yang bermakna segera tumbuh kembali.
Karena saya tidak tahu pasti kapan Anda akan mulai latihkan kiat-kiat praktis sebagaimana yang telah Anda baca, yang pasti bahwa seperti menempuh sebuah perjalanan panjang, fisik kita berfungsi layaknya kereta api. Sebagai masinis kita bebas menentukan arah cita-cita dan tujuan hidup kita, tetapi di saat yang sama, kita pun harus menjamin bahwa kereta api yang kita kemudikan benar-benar berada dalam kondisi terbaik.
Memang sih, setiap kita memiliki keterbatasan tertentu dalam faktor fisik ini. Tapi, para pengukir sejarah selalu dapat meraih sesuatu secara maksimal dari semua keterbatasan sumber daya yang melingkupinya.
Selamat berdayakan potensi diri. Semoga berguna!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar