Selasa, 25 Januari 2011

Pemenang Negosiasi

Anda menjadi seorang pemenang negosiasi dengan mengedepankan pendekatan menang-menang. Dengan kemampuan Anda dalam mendengarkan secara aktif, dan ketegasan Anda dalam membela prinsip dan nilai-nilai Anda, tanpa membedakan jenis kelamin Anda –Anda tetap bisa menjadi seorang negosiator yang efektif selama Anda mendesain gaya negosiasi yang tepat untuk diri Anda.
be well,
Dwika-ExecuTrain




5 Mitos NGAWUR tentang Negosiasi

** riopurboyo.com

Tony Robbins pernah menegaskan, ”Kualitas hidup Anda sebanding dengan kualitas komunikasi Anda”. Jika Anda termasuk sekelompok orang yang seperti saya, meyakini bahwa hidup kita ini bergantung kepada kualitas hubungan kita dengan orang lain. Maka Anda pun kemudian menyepakati bahwa dalam tujuan mendapatkan apa pun keinginan baik kita, selalu saja ada pihak lain yang turut serta dalam proses pencapaian itu. Sehingga, komunikasi menjadi berperan sangat-sangat-sangat vital dalam kehidupan pribadi dan profesional kita. Itulah kemudian yang menjadi alasan mendasar tumbuh dan berkembangnya berbagai saluran perbaikan sarana berkomunikasi. Mulai dari percepatan dunia tele-komunikasi, internet (masuk saja ke FesBuk, Anda akan menemukan ratusan juta manusia saling terhubung di sana. Kalo Anda beruntung, Anda tentu bisa menemukan profil saya [Rio Purboyo] di sana). Bahkan yang juga menjamur adalah seminar, kursus, dan pelatihan yang mengembangkan kemampuan yang semakin lama semakin kita butuhkan ini. Berkomunikasi efektif.

Setiap hari kita berkomunikasi. Maaf, ralat. Setiap saat kita berkomunikasi. Saat saya sedang menulis (mengetik sebetulnya) artikel ini pun saya sedang berkomunikasi. Pun juga dengan Anda. Saat membaca tulisan-tulisan saya ini, Anda juga sedang berkomunikasi. Anda sedang berkomunikasi dengan diri Anda sendiri. Pikiran Anda melakukan penyaringan ide-ide yang berlompatan selama Anda membaca. Anda sedang memilih gagasan yang layak Anda perhatikan dari yang tidak. Anda pun membatasi perhatian Anda hanya pada tulisan ini. Yah, kecuali Anda kali ini sedang membaca sambil mendengarkan sesuatu. Anda juga memusatkan perasaan Anda untuk merasakan maksud yang coba Anda tangkap dari tulisan saya ini. Terlebih dari itu, Anda berbicara kepada diri Anda sendiri sebagai usaha Anda untuk memasukkan pengertian-pengertian jernih yang coba saya bagikan kepada Anda. Proses ini, kejadian kita –Anda dan saya– membaca untuk diri kita sendiri; merasakan manfaat dari sebuah tulisan; dan berbicara kepada diri sendiri; dilabeli sebagai komunikasi internal.
Lebih dari itu, pastinya ada komunikasi eksternal. Komunikasi yang melibatkan diri kita dengan di luar kita. Bila komunikasi internal terjadi dalam lingkup diri kita, pemikiran dan perasaan kita. Maka komunikasi eksternal melibatkan pihak-pihak di luar kita. Sengaja saya memakai kata pihak-pihak. Karena ia meliputi manusia, peralatan, atau apa pun yang kita ajak berkomunikasi. Dalam contoh ketika saya menulis artikel ini, saya sedang berkomunikasi secara internal dengan diri saya SEKALIGUS berkomunikasi eksternal dengan laptop di hadapan saya ini. Saat ini, Anda pun mengalami hal yang sama. Anda berkomunikasi internal dengan diri Anda DAN berkomunikasi eksternal dengan komputer/laptop/gadget di depan Anda.
Setelah mengerti proses komunikasi yang saya jelaskan secara sederhana di atas, kali ini saya ingin mengundang Anda mengupas lebih dalam mengenai komunikasi yang lebih khusus. Yakni negosiasi. Setiap hari kita menghadapi beragam negosiasi, bukan? Mulai dari keputusan kita untuk bangun atau tidak. Pilihan kita untuk mengawali hari ini dengan berolahraga atau tidak. Memilih pakaian yang akan kita kenakan saat keluar rumah di pagi hari ini. Memutuskan untuk melewati jalan tertentu dalam perjalanan dari dan ke luar rumah. Sampai memecahkan persoalan yang kita hadapi sepanjang bangun tidur hingga nanti kita tidur kembali.
Sebagaimana kita tidak bisa tidak berkomunikasi. Maka tentu saja, kita pun tidak bisa tidak bernegosiasi. Kita pasti bernegosiasi. Entah bernegosiasi dengan diri sendiri, dengan seseorang, dengan sekelompok orang, atau dengan pihak-pihak yang menurut kita lebih berkuasa. Saya sendiri pun telah berjanji untuk menuliskan 2 serial yang khusus membahas tentang hal ini. Pertama serial negosiasi, karena serial ini terhubung langsung dengan cara kita kita memenangkan persetujuan pendapat kita atas pendapat orang lain. Dan yang kedua mengenai serial seni memilih, saya memilihnya karena ini terkait erat dengan keputusan dan cara kita memilih. Semoga pilihan saya ini benar dan berdampak baik pula untuk Anda. Sebab, kualitas hidup yang saya jalani hari ini ternyata sepenuhnya selaras dengan kualitas pilihan dan cara saya memutuskannya.
Dan hidup Anda? Tentu saja prinsipnya sama, bukan? Jadi, saya berharap Anda akan penasaran untuk menikmati tulisan-tulisan saya di edisi-edisi berikutnya. Oke, mari kita lanjutkan perjalanan kita.
Orang yang menguasai seni bernegosiasi biasanya hidup dengan lebih mudah di muka bumi ini, dibandingkan jutaan orang yang tidak percaya diri yang tidak memiliki keahlian ini. Sekarang, dengan melanjutkan membaca artikel ini, Anda pun akan dapat mengambil manfaat dari wawasan dan ketrampilan yang telah membantu banyak orang dalam mendongkrak kehidupan pribadi dan profesional mereka melalui negosiasi yang berhasil. Cara Anda bernegosiasi benar-benar menentukan. Di antara faktor-faktor yang bisa mempengaruhi hasil negosiasi Anda: seberapa baik Anda membaca situasi pihak lain dan mengelola harapannya; di mana Anda membuka dan kesepakatan apa yang Anda dapatkan; bagaimana Anda merespon taktik pihak lain; dan titik di mana Anda memutuskan apakah akan melanjutkan transaksi atau meninggalkannya. Perhatikan ini ya! Jangan sekali-kali meremehkan pentingnya kemampuan negosiasi Anda.
Untuk memenangkan negosiasi, reka-ulanglah paradigma Anda mengenai negosiasi. Jauhkan anggapan bahwa Anda tidak bisa bernegosiasi, hanya karena Anda mengira Anda tidak dapat melakukannya. Bisa jadi, Anda termasuk korban dari 5 mitos ngawur tentang negosiasi:
1. Hanya orang yang kuat yang memenangkan negosiasi. Dan itu hanya sedikit orang.
2. Negosiasi = segala-galanya ATAU tidak sama sekali. Silakan pilih, jadi pemenang ATAU pecundang!
3. Harus pandai bicara untuk menjadi negosiator yang baik.
4. Tegas adalah egois dan tidak sopan.
5. Wanita tidak bisa bernegosiasi selihai pria.
Marilah kita selidiki mitos ngawur di atas, satu per satu.
MITOS NGAWUR (1): Hanya orang yang kuat yang memenangkan negosiasi. Dan itu hanya sedikit orang.
Untuk memenangkan negosiasi, Anda tidak perlu menjadi Giant (dalam film Doraemon). Yang sering dilupakan orang adalah kesantunan sama efektifnya dalam negosiasi. Anda tidak harus menjadi penggertak untuk memperoleh apa yang Anda inginkan, Anda hanya perlu memahami prinsip negosiasi dan cara mengelolanya.
MITOS NGAWUR (2): Negosiasi = segala-galanya ATAU tidak sama sekali. Silakan pilih, jadi pemenang ATAU pecundang!
Ingat baik-baik! Negosiasi sebenarnya adalah tentang kerja sama. Bukan semata-mata tentang kemenangan. Lebih seringnya orang beranggapan bahwa negosiasi seperti perlombaan, kita tidak akan menang jika orang lain tidak kalah. Persepsi negatif ini menimbulkan kecemasan karena itu membuat seseorang harus kalah. Dan itu mungkin adalah ANDA. Sebagian orang dikuasai oleh rasa takut akan kalah, berpikir tentang apa yang akan terjadi jika keadaan tidak berpihak kepada mereka. Sebelum mereka sadari, tubuh pun memberikan tanda-tanda penolakan atas ketakutan yang sejatinya tidak beralasan. Perut mereka tiba-tiba merasa mulas dan mereka merasa seolah-olah mereka akan muntah. Pengalaman tidak mengenakkan inilah yang membuat banyak orang tidak suka dan menghindari negosiasi.
Sebagai ganti model menang-kalah, bagaimana jika Anda menggunakan pendekatan kerja sama? Pendekatan ini berprinsip bahwa dalam bernegosiasi kedua belah pihak dapat menganggap diri mereka sebagai pemenang. Kedua belah pihak sama-sama merasa menang. Dengan begitu, kita tidak lagi risau akan hasil negosiasi dan memungkinkan kita lebih berfokus untuk menikmati prosesnya.
MITOS NGAWUR (3): Harus pandai bicara untuk menjadi negosiator yang baik.
Keyakinan saya makin meneguhkan bahwa ternyata orang yang sukses bukan sekedar pembicara yang baik. Kuncinya adalah mendengarkan. Mendengarkan orang lain sangatlah penting bagi siap orang yang ingin menguasai seni negosiasi. Artikel-artikel selanjutnya saya curahkan untuk membantu Anda mengembangkan ketrampilan Anda dalam mendengarkan.
MITOS NGAWUR (4): Tegas adalah egois dan tidak sopan.
Perhatikan instruksi yang diatur dalam keadaan darurat di pesawat terbang. ”Ketika terjadi kehilangan tekanan udara dalam kabin, pakailah masker oksigen Anda terlebih dahulu sebelum menolong orang di dekat Anda.” Mengurus diri sendiri lebih dulu menjadi hal yang masuk akal. Bersikap tegas penting dalam negosiasi. Sebab, dengan tegas Anda menjamin terpenuhinya kebutuhan Anda.
MITOS NGAWUR (5): Wanita tidak bisa bernegosiasi selihai pria.
Ada kesan bahwa pria lebih agresif daripada wanita. Wanita dipersepsikan lebih pasif dan karena itu tidak siap untuk berkonfrontasi. Sehingga, menurut sebagian orang, pria ebih baik dalam bernegosiasi. Berdasarkan Ed Brodow, Pakar Negosiasi, dalam seminarnya tentang negosiasi selama dua puluh tahun ia menyimpulkan bahwa semua itu adalah omong kosong. Ia menegaskan bahwa beberapa pria adalah negosiator yang lebih baik daripada sebagian besar wanita. Dan beberapa wanita lebih baik daripada kebanyakan pria. Itu saja, titik. Generalisasi hanya mengarah kepada kebodohan. Yang terpenting, apa pun jenis kelamin Anda, ciptakanlah gaya negosiasi yang sesuai dengan kepribadian Anda.
Dalam tulisan saya berikutnya, kita akan sama-sama memahami sepuluh sifat yang umumnya dimiliki oleh para negosiator yang ulung. Sekarang, Anda bisa membebaskan diri Anda dari 5 jebakan pemikiran yang keliru tentang negosiasi. Anda menjadi seorang pemenang negosiasi dengan mengedepankan pendekatan menang-menang. Dengan kemampuan Anda dalam mendengarkan secara aktif, dan ketegasan Anda dalam membela prinsip dan nilai-nilai Anda, tanpa membedakan jenis kelamin Anda –Anda tetap bisa menjadi seorang negosiator yang efektif selama Anda mendesain gaya negosiasi yang tepat untuk diri Anda. Saya berharap persepsi Anda menjadi semakin siap untuk menerima gagasan-gagasan yang benar mengenai negosiasi.
Sampai jumpa pada tulisan saya berikutnya, untuk menilai adakah kepribadian negosiator ulung pada diri Anda. Selamat bernegosiasi, dan terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar