Sabtu, 30 Oktober 2010

Bisnis tetap jalan

Kita sering melihat orang yang sehari-harinya di lapangan golf, namun ternyata bisnisnya tetap saja jalan. Sehingga tak mengherankan kalau kita lantas berkomentar, “Orang itu hobinya bisnis, tapi pekerjaannya main golf.”
salam,
Dwika-ExecuTrain


Hobi Bisnis dan Pekerjaan Golf
**www.nikiwae.com

Golf sebagai olah raga atau sport yang tak hanya untuk kesehatan saja, tapi secara psikologis kita juga akan mendapatkan suasana yang hampir sama dengan kegiatan bisnis. Misalnya, ketika kita harus memukul bola, bola bisa jauh atau dekat, lurus atau kiri-kanan, bisa masuk ke lubang, tapi bisa juga tak masuk ke lubang. Bisa sukses, bisa gagal. Begitu juga dalam menekuni bisnis. Bisnis kita bisa saja sukses, tapi bisa juga gagal.

Dalam olah raga golf, ketika kita gagal memasukan bola ke lubang, maka kegagalan itu bisa saja kita perbaiki pada saat itu juga, walaupun mungkin sudah masuk dalam hitungan atau penilaian. Soal penilaian tentu saja berbeda saat kita masih sekolah dulu. Katakanlah, kalau saat sekolah dulu kita mendapatkan nilai 8 atau nilai 9 tentu saja nilai itu sudah bagus. Sementara, di golf berbeda. Justru nilai 8 atau nilai 9 itu jelek. Lantas, nilai yang terbaik adalah 1, atau yang biasa disebut hole in one. Sedang nilai baik lainnya 2, 3, 4, 5 tergantung jaraknya (par-nya). Itu sama artinya, permainan kita bagus kalau saja saat kita memukulnya paling sedikit atau banyak melakukan kesalahan atau kegagalan.

Sedang kalau dalam bisnis kegagalan itu bisa berisiko financial. Tapi dalam golf, kegagalan itu biasa kita artikan bahwa, bola lari kanan-kiri, bola masuk kolam, bola hilang, mukulnya banyak. Tentu kalau kita jelek kita akan penasaran dan ingin mengulangi supaya mainnya lebih bagus. Jika kita main bagus, juga akan membuat kita penasaran untuk mengulangi lagi.

Manfaat lain dengan kita rajin berolahraga golf, kita akan bisa ambil hikmahnya pada aspek manajemennya. Dalam konteks inilah, saya melihat bahwa manajemen golf itu sendiri sangat baik untuk kita pelajari. Misalnya, bagaimana kita menggunakan berbagai alat pemukul bola dan stik. Alat tersebut seperti kita ketahui punya fungsi yang berbeda, yang membuat jarak pukulannya juga berbeda. Termasuk kejelian kita mau pakai stik nomor berapa untuk memukul bola golf itu. Memang, tak sedikit tantangan atau hambatan yang harus kita lakukan. Misalnya saja bagaimana cara memukulnya, kalau bola itu masuk bunker atau pasir. Belum lagi, menghadapi arah angin yang kencang. Dan setiap kita bermain akan mendapatkan suasana yang berbeda. Sama dengan bisnis kita.

Nah, kalau saat ini sebagai entrepreneur, tak ada salahnya kita mempelajari manajemen golf sehingga kita pandai dalam memilih staf dan karyawan. Kita juga akan semakin banyak relasi atau lebih mudah berhubungan dengan orang lain, dan membuat kita lebih mudah cepat akrab. Jelas, manfaatnya kita akan bisa melakukan lobi-lobi bisnis. Selain itu bukan hal yang tak mungkin, segala keputusan bisnis bisa kita lakukan dari lapangan golf. Dalam mengelola perusahaan, kita bisa juga melakukan dari lapangan golf. Misalnya dengan menggunakan teknologi seperti HP, itu kita bisa manfaatkan untuk bisnis.

Oleh karena itulah, ketika kita sering melihat orang yang sehari-harinya di lapangan golf, namun ternyata bisnisnya tetap saja jalan. Sehingga tak mengherankan kalau kita lantas berkomentar, “Orang itu hobinya bisnis, tapi pekerjaannya main golf.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar