Sabtu, 30 Oktober 2010

Masalah permodalan

Sebenarnya hutang bisa menjadi solusi bagi Anda yang ingin berbisnis tapi terbentur masalah permodalan. Selama utang Anda keloladengan baik dan jujur, tidak mustahil Anda mampu memupuk kekayaan dengan uang pinjaman tadi.
salam,
Dwika-ExecuTrain

Menyulap Utang Menjadi Kekayaan
**cyberjob.cbn.net.id

Selama ini utang selalu identik dengan kebangkrutan financial. Anggapan semacam ini tidak selamanya benar. Acapkali orang yang berutang adalah orang yang sedang jaya-jayanya dalam berbisnis. Berkat kepiawaiannya mengelola utang, mereka 'sukses membiakkan kekayaan dengan uang pinjaman.

Apakah Anda termasuk orang yang malu atau takut berbisnis dengan uang pinjaman? Semoga saja tidak. Pasalnya berutang merupakan hal lumrah bagi para pebisnis sukses.


Dapat dikatakan hampir semua orang kaya di dunia ini memiliki aset yang banyak, sekaligus banyak utang pula. Tentunya kita kenal Purdie E. Chandra, bos Primagama Grup. Entrepreneur'gila' ini selain hobi main golf, juga mengaku hobi berutang. Kerajaan bisnisnya dibangun dengan uang pinjaman dari kiri kanan. Coba bayangkan, berawal dari bisnis les privat kecil-kecilan di pojok kota Yogyakarta bisa berkembang menjadi raja bimbingan belajar di Indonesia. Salah satu kata kunci kesuksesan bisnisnya adalah rajin berutang. Tak mengherankan kalau pendiri Entrepreneur University ini selalu mengompori orang lain untuk berutang.


Lain Purdie, lain pula Khoerussalim Ikh. juragan Country Donat ini termasuk pengusaha sukses yang pintar memanfaatkan duit orang lain. Berkat kepiawaiannya mengelola utang is bisa melejitkan bisnis donatnya ke seantero Nusantara dengan sistim waralaba. "Dalam setiap bisnis saya itu selalu menerapkan prinsip BOTOL dan BODOL," cetusnya.


Yang ia maksud dengan BOTOL itu berani optimis dengan tenaga orang lain. Sedangkan BODOL adalah berani optimis dengan duit orang lain. Dengan prinsipnya ini Khoerussalim merasa ringarn dalam mengepakkan sayap bisnisnya. Yang terpenting dalam menggunakan duit orang lain, lanjutnya, Anda harus amanah alias dapat dipercaya.


Pengusaha-pengusaha sukses ini tidak takut berutang, justru kebalikannya. Kalau bisa mereka akan mencari utang sebanyak-banyaknya untuk meningkatkan produktivitas bisnisnya. Karena mereka tahu bagaimana cara mengelola utang yang baik dan benar untuk menumpuk pundi-pundi kekayaan.

Rambu-rambu mengelola utang

Dalam ilmu perencanaan ke uangan berutang memang tidak dilarang selama tergolong utang baik yaitu utang yang bisa meningkatkai aset, seperti untuk berbisnis. President Director Money fo Wealth, Sulad Sri Hardanto, mengatakan utang memang berpotensi meningkatkan aset selama bisa mengelolanya secara benar.


Karma tidak semua utang yang€ dipakai untuk bisnis itu pasti menyumbangkan pundi-pundi kekayaan. Maka setidaknya ada tiga rambu-rambu mengelola utang un tuk kepentingan bisnis yang perlu Anda ketahui.

Pertama, bandingkan antara pro sentase keuntungan dengan prosentase bunga pinjaman yang harus dibayar. Selama return on invesment (RoI) masih lebih besar dibandin€g dengan bunga, berarti utang itu layak dimanfaatkan untuk membiayai usaha Anda.


Misalkan bunga pinjaman saat ini 20 persen per tahun, kemudian usahanya menghasilkan keuntungan 35 persen. Artinya ada kelebihan 15 persen yang masuk ke kantong€ Anda. Kalau RoI melebihi bunga pinjaman, dijamin semakin besar utang akan semakin besar pula keuntungan yang Anda peroleh. Dari gambaran di atas, seandainya Anda utang RplOO juta dengan spread 15 persen berarti Anda mengantongi keuntungan Rp15 juta. Coba Anda utang Rp500 juta, pasti keuntungan yang Anda peroleh jauh lebih besar.


Kedua, perhatikan likuiditas keuangan Anda. Sukses tidaknya urusan utang piutang Anda tergantung dari keamanan likuiditas. Kalau kondisi keuangan sedang tidak sehat, dikhawatirkan cicilan utang pokok plus bunganya akan tersendat. Kalau diperhatikan ada beberapa skema pembayaran utang. Ada yang pembayaran cicilannya tetap setiap bulan, ada yang bunganya saja dicicil kemudian pokoknya dibayar pada saat jatuh tempo atau sebaliknya, ada juga yang cicilannya terdiri dari bunga dan pokok utang, dan masih ada variasi cicilan lainnya. Skema apapun yang berlaku Anda harus memperhatikan seberapa besar kemampuan Anda untuk mencicil.


Agar likuiditas tidak terganggu, jelas Sulad, besarnya cicilan utang tidak boleh lebih dari sepertiga pendapatan. Jadi kalau misalnya usaha Anda menghasilkan Rp6 juta per bulan, berarti batas cicilan yang diperbolehkan sebesar Rp2 juta. "Pembatasan ini untuk menghindari terganggunya cashflow, kan penghasilan sebulan tidak hanya untuk bayar utang saja," imbuhnya.


Ketiga,hatikan solvabilitas Anda untuk berjaga-jaga kalau bisnis yang Anda biayai ternyata bangkrut. Solvabilitas adalah kemampuan Anda untuk memenuhi kewajiban membayar utang ketika jatuh tempo. Memang tidak ada orang yang mengharapkan bisnisnya bangkrut, apalagi bisnis yang dibangun dengan uang utangan. Tapi yang namanya risiko berusaha, segala hal bisa terjadi.


Bagaimanapun juga Anda harus mempersiapkan diri untuk menanggung risiko tersebut. Di antaranya de ngan cara berutang sesuai dengan kemampuan aset Anda untuk melunasi. "Lagi pula kalau pinjam ke bank juga akan dipertimbangkan solvabilitas. Kalau utangnya melebihi aset yang dimiliki krediturbiasanyafuga akan mikir-mikir lagi," ungkap Sulad.



Tambah semangat

Sebenarnya utang bisa menjadi solusi bagi Anda yang ingin berbisnis tapi terbentur masalah permodalan. Selama utang Anda kelola, tidak mustahil Anda mampu memupuk kekayaan dengan uang pinjaman tadi.


Ketika utang sudah Anda putar dalam bisnis, Anda tidak perlu lagi memikirkan bagaimana membayar cicilan. Karena pelanggan Andalah yang akan melunasinya. Bahkan Khoerussalim merasa berbisnis dengan uang pinjaman mampu meningkatkan semangat kerja. Karena selama masih memegang uang pinjaman, berarti di pundaknya masih menanggung amanah dari orang lain. "Kalau saya bisnis dengan uang orang lain justru jadi tambah semangat dalam bekerja,"tukasnya.

Sumber: Bisnis Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar