Senin, 27 Desember 2010

Mengubah diri

"Jika Anda berhasil mengubah diri, maka realitas di luar diri Anda akan berubah."
be well,
Dwika-ExecuTrain




End to End on Networking
oleh SUPRIYADI

Tiga Manfaat Kunci

Masalah networking ini memang sudah sering kita angkat di sini. Tetapi, karena cakupannya sangat luas, maka tetap saja kita butuh beberapa insight kecil yang relevan dengan praktek hidup kita. Kalau melihat arti dasarnya, network itu adalah istilah yang dikaitkan dengan jaringan dalam sebuah sistem yang mengandung kesaling-terkaitan. Ini kemudian berkembang aplikasinya ke wilayah hubungan antar manusia. Menurut Aman Motwane (2002), network itu sejatinya bukan semata soal "connecting-to" (hanya kenal, hanya tahu, hanya bersapaan), tetapi sudah melangkah ke "connecting-with", ada urusan yang saling mengkaitkan antar individu atau antar organisasi.

Dalam prakteknya, penerapan istilah network ini lebih sering pada hubungan manusia dengan latar belakang kepentingan bisnis, kerja, profesi, atau hubungan berdasarkan peranan. Kemampuan membuka, mempertahankan, dan mengatasi masalah yang muncul dalam networking dipandang sebagai salah satu kunci penting untuk melancarkan urusan kita di bidang-bidang itu.

Dunia bisnis sudah membuktikan bahwa network itu sama nilainya dengan produk yang kita hasilkan. Kalau kita hanya punya produk, tetapi tidak punya jaringan untuk memasarkannya, lalu untuk siapa produk itu? Secara umum, network itu mengandung tiga manfaat kunci di bawah ini:

Pertama, untuk mendapatkan informasi yang spesifik dan personal. Biasanya, informasi seperti ini jauh lebih OK. Kalau Anda mencari informasi pekerjaan yang untuk publik, itu bisa Anda temukan di koran, internet, atau kantor pemerintah. Secara teori, informasi untuk publik itu OK juga, tetapi dalam prakteknya seringkali tidak OK. Anda lebih cepat mendapatkan pekerjaan di kantor anu kalau Anda punya kenalan orang-orang tertentu atau melalui orang tertentu.

Kedua, untuk menambah power personal. Dalam teori power, power itu sedikitnya ada empat dan keempat-empatnya terkait dengan kemampuan kita dalam ber-networking. Keempat power itu adalah:

1. Legitimate power atau otoritas,
2. Information power
3. Expert power, misalnya pengetahuan, keahlian, pengalaman, dan
4. Personal power. Semakin luas network yang kita miliki, semakin bagus power yang kita miliki.

Ketiga, untuk menambah solusi. Anda bisa menagani banyak tugas, bisa merealisasikan banyak gagasan, dan bisa menyelesaikan banyak masalah, sejauh Anda memiliki network dengan beberapa orang yang bisa Anda ajak bersinergi atau bekerjasama atau bisa Anda mintai bantuan. Kemampuan Anda dalam menciptakan solusi akan bertambah seiring dengan bertambahnya kualitas network yang Anda bangun.

Dalam literatur keilmuannya, kemampuan ber-network ini termasuk kemampuan sosial (social skill) atau ada yang menyebutnya dengan istilah emotional skill. Studi di bidang parenting membuktikan bahwa orang dewasa yang dulunya mendapatkan pendidikan yang cukup untuk melatih kemampuan sosialnya, ternyata jauh lebih mampu berprestasi di bidangnya.

"Pada tahun 2020, kebanyakan atasan di negara maju adalah "diri sendiri"
(Nicholas Negroponte)

Masalah Umum Dalam Networking
Semua orang sudah tahu bahwa untuk mengembangkan berbagai bentuk kemampuan sosial itu pasti tidak mudah. Ada sekian masalah yang muncul dan itu jika tidak diatasi secara positif, memang benar-benar akan menghambat. Di antara sekian masalah itu adalah adanya orang-orang yang sulit. Dalam teori hubungan, yang termasuk orang-orang sulit itu antara lain:

1. Orang yang maunya menang sendiri atau suka mengorbankan orang lain
2. Orang yang amarahnya tinggi
3. Orang yang suka merendahkan orang lain (sombong atau arogan)
4. Orang yang keras kepala, anti dialog
5. Orang yang opininya selalu negatif atau suka menebarkan semangat negatif
6. Orang yang selalu ingin ikut campur terlalu dalam ke urusan orang lain
7. Orang yang kerdil, maunya untung duluan tetapi tidak mau berjuang
8. Orang yang terlalu sensitif atau mudah tersinggung secara tidak rasional
9. Orang yang hatinya keras seperti batu sehingga tidak mau peduli sama orang lain
10. Orang yang mencelakakan kita, menipu, menjerumuskan, dll.

Selain kita harus menghadapi orang-orang sulit itu, kita pun terkadang harus menghadapi keadaan yang sulit. Ini misalnya seperti yang digambarkan oleh Thomas Harris (Understanding People, 1977) berikut ini :

* Kita OK tetapi orang lain tidak OK (I am OK you are not OK)
* Kita tidak OK tetapi orang lain OK (I am not OK you are OK)
* Kita tidak OK dan orang lain tidak OK (I am not OK you are not OK)
* Kita OK dan orang lain OK (I am OK you are OK)

Bahkan kalau melihat realitas yang ada di kota-kota besar, seperti Jakarta, Bandung atau Surabaya, penggambaran Harris di atas masih perlu ditambah dengan satu lagi, yaitu keadaan eksternal. Kemacetan fisik dan kesemrawutan kepentingan sosial di kota-kota besar menjadi masalah hidup sendiri.

Masalah lainnya lagi misalnya persoalan biaya dan waktu. Kita semua sudah tahu bahwa untuk membangun network itu sama sekali tak cukup hanya bermodalkan keinginan dan semangat. Butuh dana dan alokasi waktu yang cukup juga. Meskipun itu bisa kita sesuaikan berdasarkan keadaan dan kebutuhan, tetapi intinya tetap dibutuhkan.

Terkadang kita juga harus menghadapi sekat kultur atau sekat psikologis antara kita dengan orang yang akan kita temui itu. Misalnya saja dia tidak mau diganggu, alasan sibuk, gengsi, segan, curiga, punya persepsi negatif lebih dulu, komunikasi yang tidak nyambung, dan lain-lain. Kalau Anda menjajakan gagasan yang mestinya itu ditangkap oleh seorang yang berkapasitas pimpinan dalam perusahaan, tetapi itu Anda kemukakan kepada orang yang kapasitasnya staff, hampir pasti gagasan Anda ditolak. Masih untung kalau ada staff yang bilang nanti akan dibicarakan dengan pimpinannya atau minta proposal tertulisnya lebih dulu.

Cuma, persoalannya bukan apakah itu mudah atau susah kita jalankan. Persoalannya adalah: mudah atau susah, itu harus kita lakukan karena memang itu kita butuhkan. Sejauh yang kita inginkan itu adalah meningkatkan prestasi, di bidang apapun itu, pasti kita butuh membangun network dengan tujuan untuk mendapatkan manfaat yang sudah kita bahas di muka. Karena itu, yang terpenting di sini adalah menemukan berbagai bentuk penyiasatan.

"Satu-satunya rumus yang paling penting bagi kemajuan seseorang
adalah mengetahui bagaimana berhubungan dengan orang lain"
(Dale Carnegie)

Berbagai Penyiasatan
Apa saja penyiasatan yang bisa kita lakukan? Sebagian dari sekian yang bisa kita lakukan itu, antara lain:

1. End for End & End to End
End for End maksudnya adalah Anda menemui orang untuk tujuan tertentu dan berhenti hanya sampai pada tujuan itu. End for End maksudnya adalah Anda ingin menemui seseorang dan hanya orang itu yang menjadi target tujuan Anda. Sedangkan End to End maksudnya adalah Anda melibatkan diri ke dalam berbagai aktivitas agar Anda bisa bertemu dengan sejumlah orang yang sesuai dengan keinginan Anda. Anda bertemu dengan orang supaya Anda bisa bertemu dengan orang lain lagi. Tehniknya mungkin bisa melalui jaringan yang sudah ada, pergaulan yang sudah ada, orang yang sudah Anda kenal, masuk asosiasi atau organisasi tertentu, dan lain-lain. Menurut Rupert Hart (1997), cara kedua itu biasanya lebih manjur ketimbang yang pertama.

Kalau melihat ke prakteknya, membangun network itu sama seperti orang memelihara pohon kesayangan. Jika kita rawat dengan bagus, maka pohon itu secara alamiah akan menghasilkan buah secara alamiah dan akan menghasilkan anak secara alamiah pula. Itulah kenapa ada yang menyimpulkan bahwa network melahirkan network, seperti cara kerja sel. Jika Anda mengenal satu orang yang benar-benar mengenal Anda tentang apa yang Anda kuasai, maka orang itu akan memperkenalkan Anda kepada orang lain juga. Memang ini tidak secara otomatik akan begitu realitasnya, tetapi prinsipnya pasti begitu.

2. Eksplorasi Secara Teratur
Untuk menyiasati berbagai persoalan di lapangan, seperti yang sudah kita bahas di muka, lakukan eksplorasi ke berbagai orang, tetapi harus teratur. Maksudnya, perlu kita sesuaikan dengan kemampuan, kebutuhan, keinginan, dan keadaan. Jangan sampai terlalu bernafsu atau ekspansi lepas kendali, tetapi juga jangan terlalu masa bodoh. Kita perlu ingat bahwa tujuan kita membangun network bukan sekedar untuk mengumpulkan kartu nama. Tujuan kita adalah untuk memperbaiki diri, dari berbagai sisi yang mungkin, agar kita memiliki kontribusi yang lebih besar bagi kehidupan kita dan orang lain.

Syarat agar kita bisa bereksplorasi secara teratur itu minimalnya ada dua, yaitu: pertama, menjadi learner yang bebas dari persepsi negatif atau persepsi yang membelenggu langkah kita terhadap orang lain. Memang ini hak kita juga, tetapi untuk kepentingan eksplorasi, ya tidak ada salahnya juga kalau kita mengenal orang yang berbeda agama, berbeda suku, berbeda profesi, berbeda mindset, dan lain-lain. Mengenal banyak keragaman itulah yang membuat pikiran kita semakin cair.

Kedua, perlu memiliki pondasi personal yang jelas. Kita tetap menjadi diri sendiri meskipun kita tetap berbaur dengan berbagai macam manusia. Kita tetap fokus pada apa yang kita perjuangkan, meskipun kita tetap bertoleransi dengan berbagai kepentingan.

* Labelisasi Internal

Label di sini adalah isyarat tertentu yang kita tangkap dari hasil bacaan kita terhadap orang lain. Meskipun secara moralnya kita tidak boleh mengatakan si A itu jahat, suka memanfaatkan orang, dan lain-lain, tetapi memang prakteknya di dunia ini ada orang yang seperti itu. Demikian juga di dunia ini pasti juga ada orang yang baik dan bisa menghormati kita. Nah, eksplorasi yang kita lakukan itu sebaiknya berguna untuk memperkaya label-label atau pemahaman kita tentang manusia. Tetapi, jangan sampai malah mempersempit hidup kita dan jangan menggunakannya hanya untuk menjelek-jelekkan, lebih-lebih sudah mengarah pada perbuatan makar atau ghibah.

* Seleksi Secara Proporsional

Dari sekian orang yang telah kita kenal, entah langsung atau tidak langsung, dengan berbagai label yang sudah kita miliki, idealnya kita perlu membuat semacam seleksi pribadi. Ada orang yang memang cocoknya itu hanya untuk berteman, hanya untuk berbisnis, hanya untuk mengerjakan sesuatu, atau ada juga yang relatif cocok untuk berbagai macam urusan. Ini memang terkait dengan pengetahuan, kemampuan, kepentingan, atau proses waktu. Di sinilah pentingnya seleksi itu.

* Up-grade Kualifikasi Anda

Kualifikasi di sini mencakup moral, mental, personal, dan berbagai macam bukti pengembangan diri yang bisa kita lakukan. Kalau kita sudah menjadi orang yang lebih baik, memang tidak secara otomatik akan mempertemukan kita dengan orang yang baik. Biasanya, ini keadaan yang sifatnya temporer. Tetapi, syarat untuk bisa menjalin network dengan orang-orang baik, kita harus memperbaiki diri lebih dulu.

"Jika kamu berhasil mengubah dirimu, maka realitas di luar dirimu akan berubah."


Diposkan oleh SUPRIYADI di 17.36

Tidak ada komentar:

Posting Komentar