Buatlah prioritas kegiatan Anda, berdasarkan faktor ”urgent”. Cermatlah dalam alokasi waktu. Tentukan deadline. Konsentrasi pekerjaan yang Anda hadapi. Selesaikan sesuai waktu yang Anda alokasikan. Sukses.
be well,
Dwika-ExecuTrain
Manajemen waktu, the first training
By: Ryan:
Mereka yang produktif tidak memulai dengan pekerjaannya tetapi mulai dengan manajeman waktunya. Menurut para performance star, pekerjaan besar lebih berhasil ditangani oleh orang-orang sibuk yang tak pernah kehabisan waktu. Lho, kok saya sering merasa tidak punya waktu? Padahal, di manapun, di belahan bumi ini, yang namanya waktu itu ya hanya 24 jam dalam sehari! Jadi, waktu yang saya miliki itu sama dengan yang dimiliki Pak Ciputra dan semua orang. Ternyata yang berbeda adalah cara seseorang dalam mengelolanya. Saya punya sedikit catatan setelah membaca bukunya Pieter F Drucker. Saya mencoba menyingkatnya. Pasalnya, bukunya kelewat tebal sih... setidaknya untuk ukuran saya.
Rencana. Mulailah hari baik Anda sesaat setelah matahari menampakkan diri dengan rencana yang matang. Rencanakan seluruh kegiatan Anda setidaknya kegiatan hari ini. Ini adalah hasil penelitian yang baik. Banyaknya waktu untuk merencanakan suatu proyek akan memperpendek waktu total yang diperlukan untuk menyelesaikannya. Buatlah skala prioritas bagi kegiatan Anda, berdasarkan faktor ”kemendesakannya”. Bercermatlah dalam membuat alokasi waktu. Tentukan deadline yang realistis.
Konsentrasi. Pusatkan perhatian Anda pada pekerjaan yang Anda hadapi. Selesaikan sesuai waktu yang Anda alokasikan.
Perfeksionistis. Hindarkan itu! Anda memang perlu menghasilkan yang baik, tetapi tidak harus yang sempurna. Berorientasi pada deadline merupakan salah satu upaya agar Anda tidak terjebak dalam penyakit perfeksionistis.
Pendelegasian. Delegasikan sebagian pekerjaan Anda. Biasakanlah dengan memberikan tugas yang mengandung tantangan. Berikan juga kewenangan mengambil keputusan yang diperlukan untuk itu.Jika orang yang Anda tunjuk berbuat kesalahan, letakkan risiko itu di bahu Anda. Petunjuk yang jelas akan memperkcil kemungkinan terjadinya risiko itu. Akan tetapi hendaklah dicatat bahwa memberikan pekerjaan yang tidak Anda sukai atau tidak disukai oleh siapa pun, bukanlah pendelegasian tetapi memberi perintah.
Do it to day! Manajemen waktu melibatkan kesadarna bahwa hari ini sajalah yang kita miliki. Janganlah hari ini atau hari esok sebagai akumulasi pekerjaan hari-hari kemarin. Hentikan kebiasaan menunda-nunda pekerjaan. Beberapa filusuf mengatakan bahwa menunda-nunda pekerjaan adalah mengubah rakhmat menjadi bencana.
”Waktu adalah modal kerja kita”, kata Pieter F Drucker dalam bukunya The Effective Executive, ”Mereka yang produktif tidak memulai dengan pekerjaan mereka tetapi manajemen waktunya”.
Jadi, masihkah kita meng-kambinghitam-kan matahari ketika kita gagal? Semoga suntingan saya ini bisa menjadi inspirasi bagi Anda dan Sukses4U.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar