Minggu, 26 Desember 2010

Serius, fokus dan gembira

Perilaku Anda cerminan pikiran yang telah menyatu dengan perasaan. Semangat Anda akan muncul, dan ketika yang pikirkan di dukung dengan semangat, maka Anda akan mengerjakan tugas dengan serius, fokus dan gembira.
be well,
Dwika-ExecuTrain





Mengarahkan Perilaku
**Soegianto Hartono.

Menurut ajaran Neuro Linguistic Programming, pikiran dan tubuh adalah satu sistem, dimana apa yang kita pikirkan akan membuat tubuh bereaksi, sebagai contoh ketika kita berpikir ingin berjalan, maka tubuh mempersiapkan otot-otot yang di butuhkan untuk berjalan, bila pikiran tidak berubah, maka tubuh akan menggerakan otot-otot untuk bergerak – berjalan. Sebaliknya tubuh akan juga mempengaruhi pikiran, misalkan bila mata kita melihat sebuah lukisan pemandangan yang indah, pikiran kita bisa tertarik dan menginginkan lukisan itu. Bila kaki kita tersandung batu, pikiran kita yang mengetahui dan merasakan rasa sakit itu.
Disamping itu, tubuh dan pikiran mempengaruhi keberadaan emosi kita – emotional state – dimana apa yang kita pikirkan akan mempengaruhi emosi kita, misalkan kita sedang sakit, maka emosi kita akan tidak nyaman. Demikian juga bila kita memikirkan hal-hal yang menakutkan, maka perasaan takut itu akan muncul.



Emosi yang sedang kita rasakan akan mempengaruhi perilaku kita. Misalkan kita sedang merasa jengkel kepada seseorang, maka kita bisa saja marah dan memukul orang yang membuat kita jengkel. Bila anda seorang atasan pada sebuah perusahaan, dan saat itu anda sedang jengkel dan sakit hati dengan salah seorang bawahan anda, mungkin saja anda bisa menahan karier karyawan tersebut agar tidak meningkat atau bahkan tidak menaikkan gajinya.
Kalau emosi kita sedang baik, atau sedang dalam keadaan senang, kita akan mudah untuk tersenyum, bisa berbuat baik kepada orang lain, rela untuk menolong orang lain dan lain sebagainya.
Seorang penjual yang baru saja mendapatkan bonus atas prestasi penjualan yang melampaui target, dia tentu sangat senang. Ketika dia sedang merasa senang dia rela mentraktir teman-temannya untuk makan siang, sekaligus merayakan keberhasilannya.
Sesungguhnya emosi itu merupakan cerminan dari pikiran, sebab apa yang kita sedang pikirkan akan selalu di dampingi oleh suatu emosi tertentu, dan tujuan dari emosi ini adalah sebagai sinyal yang memberikan umpan balik, bisa positif atau negatif. Bila pikiran kita positif, maka umpan balik itu juga positif, misalkan perasaan senang, gembira, atau semangat. Yang sebaliknya juga benar, bila pikiran kita sedang negatif, tentu perasaan negatif itu mendampinginya, misalkan kemalasan, ketakutan, kecemasan dan sebagainya.
Sedangkan perilaku kita sesunggunya merupakan cerminan pikiran yang telah menyatu dengan perasaan kita. Misalkan bila kita sedang memikirkan sesuatu tugas pekerjaan yang sangat kita sukai, maka rasa semangat itu akan muncul, dan ketika apa yang sedang kita pikirkan itu di dukung dengan semangat, maka kita akan mengerjakan tugas dengan serius, fokus dan dengan gembira.
Ketika kita berpikir bahwa diri kita tidak mampu mengerjakan sesuatu tugas, tentu perasaan kawatir atau takut salah itu akan muncul, dan saat kita mengerjakannya tentu tidak semangat sehingga hasil kerja nya asal jadi saja, tidak memuaskan.
Perilaku dapat kita arahkan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Dengan terlebih dahulu mengarahkan pikiran kita. Sebab kunci mengubah perilaku bersumber pada pikiran. Bila kita ingin agar perilaku kita benar dan baik, maka kita tentunya harus mengubah pikiran – berpikir yang benar dan baik, bila tidak, perilaku yang kita inginkan itu tidak akan muncul.
Misalkan kita ingin sukses dalam menyelesaikan suatu proyek tertentu. Untuk mencapai keberhasilan dalam proyek ini, pertama kita harus mengarahkan pikiran hanya pada urusan proyek ini saja, memikirkan bagaimana harus mengerjakan proyek ini agar selesai tepat waktu, bagaimana menggunakan semua sumber daya untuk mencapai sasaran, bagaimana harus mengarahkan petugas pelaksana proyek dan lain sebagainya.
Kedua, kita harus melaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah di buat, dan senantiasa melihat pada progres pekerjaan itu.
Ketiga, kita harus menutup saluran masuk informasi yang tidak penting atau yang dapat mengganggu urusan proyek, dengan demikian kita dapat fokus pada sasaran. Bila kita tidak bijaksana dalam memilih informasi yang boleh di serap oleh pikiran kita, maka akan muncul banyak gangguan yang tentunya dapat menghambat pekerjaan kita.
Misalkan salah seorang teman anda memberitahu bahwa ada sebuah group band yang sedang ngetop pentas di kota anda, dan kemudian anda tertarik untuk menyaksikan pentas itu, dan setelah selesai menyaksikan pentas group band, anda di tawari lagi minum-minum hingga larut malam, dan akhirnya anda sampai rumah sangat capai dan esok harinya terlambat bangun. Inilah gangguan yang bisa mengalihkan perhatian kita dari sasaran kita. Kita harus bisa mengatakan tidak pada setiap tawaran, bila itu akan mengacaukan sasaran yang sedang kita kejar.
Ketika kita terus-menerus mengarahkan pikiran kita pada sasaran, yaitu proyek. Maka keyakinan kita atas proyek ini akan semakin meningkat, sebab semakin sering kita pikirkan, maka solusi kreatif akan muncul, dengan begitu kita akan lebih percaya diri bahwa kita pasti mampu menyelesaikan pekerjaan itu tepat waktu, kita pun juga akan semangat dan antusias untuk mengerjakan proyek itu.
Bila pikiran, keyakinan dan percaya diri ini telah menyatu di dalam diri kita, maka kita akan bekerja untuk proyek itu dengan konsentrasi, fokus dan totalitas.
Pada akhirnya apakah perilaku kita bermanfaat dan dapat membuat kita berhasil, tergantung pada pikiran kita. Bila kita tidak mampu mengendalikan pikiran kita sendiri, tentu sangatlah sulit mengendalikan perilaku kita.
Kuncinya, dengan kemampuan mengendalikan pikiran, kita akan mampu mengendalikan dan mengarahkan perilaku kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar