Cara paling baik memahami orang lain adalah dengan mengembangkan empati dalam diri anda.
be well,
Dwika-ExecuTrain
Giving Empathy
by: Rin
Pernahkah anda belajar mengenai Empati ? Mungkin anda bertanya – tanya apakah itu Empati ? Walaupun cuman satu kata, makna yang terkandung dan fungsinya sangat besar di kehidupan kita sehari – hari.
Berawal dari kunjungan pada saat mata kuliah keterampilan interpersonal minggu lalu, kami mengunjungi YPAB, tempat saudara – saudara kita yang memiliki kekurangan penglihatan atau tuna netra, di sana kami berbaur bersama , tetap dengan kelompok masing – masing dan ditambahkan anggota baru dari YPAB sekitar 3 – 4 orang dalam satu kelompok.
Untuk menyambut kedatangan kami, mereka mempersembahkan sebuah performance yang bagus, bernyanyi dengan memainkan angklung, penampilan mereka luar biasa menurut saya dan teman – teman lain, karena dengan keterbatasan yang mereka miliki, mereka masih bisa melakukan performance selayaknya orang normal kebanyakan, yang paling membuat saya salut, pada saat mereka menyatakan, bahwa mereka tidak butuh dikasihani, mereka hanya ingin didukung dan diterima seperti yang lain.
Setelah itu kami berkumpul sesuai kelompok masing – masing, seperti biasanya kami melakukan beberapa games, sebenarnya ada beberapa games yang sudah pernah kami lakukan, seperti game “bola kenalan” , tapi juga ada game baru yaitu “tebak siapa” dan “tell about my self” , saya lihat mereka cukup antusias, meskipun beberapa ada yang masih malu – malu.
Pada saat game menceritakan diri sendiri, ada seseorang yang menginspirasi saya, dia adalah salah satu murid YPAB yang bernama Aspin, menurut saya dia aktif, tidak bisa diam, dan memiliki rasa optimis yang tingi untuk masa depannya (dia ingin melanjutkan pendidikan sampai tingkat perguruan tinggi dan bercita – cita menjadi pendeta) , hal pertama yang menyentuh hati saya adalah hobinya, dia suka melihat cahaya, dengan keadaan mata yang seperti itu, dengan usahanya menempelkan jam tangan di matanya untuk melihat cahaya yang keluar dari jam tangan itu, membuat saya berpikir bahwa dia tidak berputus asa dengan keadaan yang dia punya. Hal kedua adalah pada saat dia menceritakan sedikit tentang masa kecilnya, dia buta sejak lahir karena ibunya menderita kanker rahim sehingga mengkonsumsi banyak obat dan meracuni Aspin ketika masih di dalam kandungan, menginjak usia 3 tahun Aspin sudah ditinggal ibunya pergi.
Setelah kejadian itu, saya berkali – kali mengucapkan syukur dalam hati, karena keadaan yang saya miliki sudah sepatutnya saya syukuri, banyak hikmah yang bisa saya petik dari kunjungan ini, selain saya lebih sadar diri, kami semua juga belajar berempati, berikut ini adalah sedikit ulasan tentang empati.
Empati adalah pondasi dari semua interaksi hubungan antar manusia. Mampu merasakan kondisi emosional orang lain, maka kita bisa membina relationship yang akrab dengan orang lain. Bisa diumpamakan sebagai berikut, hari ini … anda sedang bekerja dan kemudian karena ada sesuatu hal yang menganggu aktifitas kerja hingga akhirnya mengalami penurunan aktifitas hingga akhirnya terjadi konflik dengan rekan kerja hingga dengan pimpinan disuatu perusahaan. Kemudian setelah pulang kerja, bertemu dengan teman anda dan anda diajak bareng untuk “hang out” bersama teman anda, namun teman anda merasakan anda sedang dalam kondisi gelisah, oleh karena itu teman anda mengontrol keinginannya untuk “hang out” bersama anda dan mengajak sharing tentang masalah anda. Hal itu bisa dikatakan curhat atau sharing. Namun bila teman anda tidak ada rasa empati, maka raut muka anda menjadi tambah gelisah dan tidak tenang. Maka anda merasa tidak cocok dengan teman anda, sehingga membuat perasaan jengkel dan tidak senang. Dari contoh ini bisa ditebak, hal apa yang akan terjadi tidak ada rasa saling memahami seseorang atau orang lain.
Maka dari itu cara paling baik memahami orang lain adalah dengan mengembangkan empati dalam diri anda. Empati berbeda dengan simpati. Simpati itu berusaha memahami keadaan orang lain dengan persepsi anda, bagaimana perasaan anda ketika anda berada dalam situasi yang sedang saya hadapi. Empati lebih dalam daripada simpati, empati menuntut anda berusaha memahami keadaan orang dari sudut pandang orang tersebut. Seseorang yang memiliki sikap empati lebih mudah memotivasi orang lain.
Empati dibutuhkan untuk melahirkan rasa saling memahami. Karena itu, cara praktis meraih empati adalah dengan mendengarkan orang lain dengan hati. Anda tidak sekadar mendengar “apa” yang ia sampaikan tetapi mendengarkan “bagaimana” dia menyampaikannya. Perhatikanlah bahasa tubuh yang dia gunakan, itu lebih menggambarkan bagaimana perasaannya sebenarnya.
Setiap kasus masalah hidup yang ada sekarang ini beraneka ragam. Hendaknya dicermati terlebih dahulu bila ada permasalahan. Oh iya .. mengenai Empati ini ada titik kelemahan, dimana anda mengembangkan empati di diri anda, jangan sampai dimanfaatkan. Sering kali kejadian itu bisa berakibat kembali ke diri anda sendiri. Niat ingin ikhlas membantu malah kena getah pahit. Tapi itu semua tergantung anda dalam hal menyikapinya dan menyelesaikannya. Bukankah sangat menyenangkan bila ada orang yang memahami anda tanpa anda menjelaskan perihal keadaan sebenarnya anda ?
Diposkan oleh rin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar