Enterprise Information System (EIS)
**rolles.blog.binusian.org
Sering kita melihat bahwa aplikasi atau software yang dipakai sehari-hari di atas PC atau laptop adalah aplikasi yang sifatnya individual. Artinya aplikasi tersebut hanya digunakan untuk melayani kebutuhan pemakai itu saja, misal Microsoft Office atau OpenOffice, Photoshop, Acrobat Reader, dan lain-lain. Tentunya hal ini sudah sangat mencukupi jika memang informasi yang diolah hanya diperlukan oleh pemakai tersebut saja. Dengan skala yang sedikit lebih luas, ada juga aplikasi yang melayani kebutuhan suatu bagian atau divisi saja. Misal aplikasi kepegawaian, aplikasi keuangan, aplikasi penjualan, dan sebagainya. Di dalam aplikasi seperti ini, antar pemakai di divisi yang sama bisa saling berbagi informasi dengan mudah.
Sekarang bagaimana dengan informasi yang harus digunakan oleh divisi atau bagian yang lain? Semua informasi tentang berapa banyak barang yang terjual di divisi Sales apakah dengan mudah bisa langsung diketahui oleh bagian Keuangan dan juga bagian Logistik? Saat-saat seperti inilah kita akan membutuhkan suatu sistem informasi yang bisa menyatukan semua informasi yang ada di masing-masing bagian atau divisi tadi. Pada beberapa literatur, sistem informasi seperti ini sering disebut Enterprise Information System (EIS).
Hal mendasar dari EIS adalah platform teknologi yang bisa menyatukan semua informasi dari berbagai bagian menjadi satu (single) informasi secara logikal, sehingga Enterprise (perusahaan/organisasi) bisa mendapatkan informasi yang dibutuhkan dengan mudah. Dalam hal ini, tidak hanya sekedar penggunaan teknologi jaringan, misal LAN (local area network) sehingga antar divisi terhubung secara fisik, tapi juga integrasi proses bisnis masing-masing divisi. Dibutuhkan juga penyatuan semua database secara logikal, sehingga bukan hanya antar divisi tapi juga pengaksesan informasi untuk semua level di organisasi baik dari staf operasional, supervisor, manajer, maupun direktur.
Contoh EIS yang sering kita dengar adalah Enterprise Resource Planning (ERP), Customer Relationship Management (CRM), Supply Chain Management (SCM), dan masih banyak yang lainnya. Tantangan terbesar dalam implementasi EIS adalah tingkat kesulitannya. Karena bisa jadi sistemnya sangat kompleks, sehingga membutuhkan waktu yang lama, biaya yang mahal, dan belum tentu berhasil. Walaupun begitu, sekarang makin banyak pilihan untuk solusi EIS ini. Sehingga perusahaan bisa menentukan solusi mana yang paling cocok. Beberapa contoh vendor EIS komersial seperti SAP (www.sap.com), Oracle (www.oracle.com), dan sebagainya. Ada pula aplikasi EIS yang bersifat free (gratis). Dan tidak menutup kemungkinan, EIS juga bisa dibangun sendiri oleh staf IT internal suatu perusahaan, selama memenuhi syarat-syarat tersebut di atas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar