Sabtu, 11 Desember 2010

Melalui masa sulit

Improving Employee Initiatif to Achieve High Value Organization Product and Innovation
**rolles.blog.binusian.org

Meningkatkan inisiatif pekerja dalam lingkungan perusahaan bukan hal yang mudah, apalagi target yang ingin dicapai adalah untuk menciptakan high value organizational product and innovation. Tentu akan menjadi semakin tidak tercapai apabila pekerja sendiri dianggap sebagai bagian luar, bukan bagian yang ikut merasakan kesuksesan tersebut nantinya. Kadang kala kesalahan perusahaan/organisasi hanya mementingkan profit saja tanpa memikirkan bahwa pekerja adalah aset yang harus dijaga dan diperhatikan.

Dalam mencapai tujuan tersebut, perusahaan juga harus melakukan inovasi untuk meng-improve initiatif employee tersebut, menyelaraskan lingkungan kerja sehingga akan membuat pekerja merasa nyaman dan bisa produktif setiap saat.

Dalam melakukan improving, tentu tidak semulus membalikkan telapak tangan, akan banyak rintangan dan hambatan yang ditemui, apakah itu dari perusahaan/organisasi yang terkait, pihak-pihak eksternal bahkan dari dalam diri pekerja itu sendiri yang tidak memungkinkan untuk di improve.


Kata Kunci : initiatif, innovation, improvement, organization




Improving Initiatif strategic untuk mencapai target dalam menghasilkan high value organizaional product and innovation

Berikut ini adalah inisiatif strategik yang bisa diterapkan oleh organisasi/perusahaan untuk mencapai target perusahaan untuk melakukan improving dalam rangka menghasilkan high value organizational product and innovation

•Interesting Work
Sederhananya, tidak ada satu orang pun yang ingin bekerja dengan begitu membosankan. Hal ini perlu dipahami secara mendalam, bahwa untuk membuat pekerja merasa tertarik dengan job nya adalah dengan merekrut orang yang tepat dan memiliki kemampuan yang tepat.

•Ketersediaan Informasi
Hal ini menjadi penting, mulai dari hal-hal kecil didalam organisasi yang harus diketahui oleh setiap pekerja. Misalnya spesifikasi lingkungan kerjanya, area kerjanya dan apa yang harus dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaannya tersebut. Itu harus dijelaskan dan tersedia dalam bentuk informasi yang memadai dan bahkan bagaimana karyawan/pekerja bisa menyelesaikan pekerjaanya dengan lebih efisien dan efektif juga harus di tampilkan.

•Independence
Kebebasan atau tidak diawasi secara terus menerus. Karena beberapa pekerja tidak bisa memaksimalkan potensinya apabila diawasi, sama halnya ketika kita mengetik didepan komputer kita, sementara disamping ada yang mengawasi, adapun ide-ide yang akan dikeluarkan menjadi sedikit terganggu ”delay”, karena ada perasaan takut salah begitu dilihat oleh orang disekitar kita. Kebiasaan beberapa leader untuk mengawasi bawahannya secara berlebihan juga harus dipertimbangkan, karena akan berdampak pada performa dan rasa nyaman pekerja yang bersangkutan.

•Increased visibility
Bahwa harus ada pengakuan terhadap pekerja, dimana ketika mereka gagal dalam mencapai target, maka akan dikenakan punishment, demikian halnya ketika mereka sukses mencapai target dan memenuhi performance indicator, seharusnya pekerja juga mendapatkan hak untuk belajar terus menerus dan bisa berkembang/tumbuh dalam karirnya sebagai bentuk pengakuan organisasi/perusahaan atas pencapaian yang sudah dilakukan.

Strategi lain yang penting untuk meningkatkan loyalitas adalah untuk menerapkan proses yang sistematis penilaian kinerja, karena review yang efektif secara bersamaan dapat meningkatkan semangat kerja dan produktivitas. Untuk mencapai tujuan utama mereka, seperti meningkatkan hubungan kerja antara karyawan dan supervisor, review kinerja harus terstruktur sehingga:

o Akurat mendefinisikan deskripsi pekerjaan karyawan, termasuk fokus pada keterampilan yang paling penting untuk pekerjaan karyawan

o Diskusikan keterampilan kerja karyawan berkinerja baik pada dan mengidentifikasi daerah-daerah yang memerlukan perbaikan sehingga cukup meringkas kinerja mereka yang paling baru

o Tetapkan tujuan bersama dan berharga, yang merupakan jantung dari sebuah rencana pertumbuhan profesional

o Memberikan pembinaan berguna untuk meningkatkan kinerja karyawan

•Membangun team yang lebih efisien
Inisiatif ini dimaksudkan untuk membangun tim dengan menggunakan tenaga kerja lokal yang berada di daerah setempat. Inisiatif yang dapat dilakukan adalah dengan mengurangi jumlah orang yang diperlukan dalam satu tim, misal pengerjaan untuk pemasangan perangkat 3G, semula menggunakan 7 orang yang dikirim dari kantor pusat di Jakarta menjadi 2 orang. Tambahan 5 orang lagi dapat menggunakan tenaga kerja lokal dari daerah setempat.

•Pengingkatan kualitas sumber daya
Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya untuk dapat melakukan pekerjaan sesuai yang diharapkan dan memenuhi standar kualitas. Meningkatkan kualitas sumder daya bisa dengan memberikan pelatihan-pelatihan dalam bentuk training secara berkala pada setiap pekerja dengan memperhatikan faktor kebutuhan dan job desk mereka. Artinya training yang diberikan tepat sasaran dan juga harus tepat waktu. Jangan sampai ada karyawan yang sudah dalam masa pengajuan resign, masih dimasukkan dalam daftar training hanya karena untuk memenuhi quota training agar terlihat bagus dalam memberikan report pada jajaran manajemen.

•Peningkatan Kemampuan dan Pengetahuan
Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatan kemampuan dan pengetahuan tim dalam memenuhi standar kualitas yang diharapkan pelanggan. Dengan menyekolahkan kembali pekerja atau memberikan edukasi khusus mengenai knowledge product, service, customer dan sebagainya.

Cara-cara diatas adalah pendekatan umum yang bisa dilakukan oleh organisasi/perusahaan untuk mendorong inisiatif karyawan dalam mencapai target yang diberikan. Akan tetapi bila hal tersebut dirasa kurang, bisa juga dengan :

a) Mengubah job desk ke dalam target yang ingin dicapai

Ketika sebuah organisasi menempatkan target tanpa melihat obyek pelaksananya, maka hal itu akan menjadi kendala dikemudian hari. Antara eksekutor target dan pembuat target harusnya berjalan secara bersama-sama dan yang lebih penting adalah menekankan peranan eksekutor atas target tersebut.

Ketika karyawan dari sebuah perusahaan diberikan target, tetapi setelah target tercapai tidak ada umpan balik yang didapatkan karyawan tersebut, entah itu reward, pujian atau masukan kecil lainnya dari perusahaan, hal ini akan mengubah pola pikir karyawan, bahwa target tercapai atau tidak, bagi dia tidak ada kontribusinya, jadi mengapa harus diburu-buru?

Dengan memindahkan target kedalam job deks, mau tidak mau seorang karyawan akan menjalan kannya, karena itu adalah beban yang harus diselesaikan.

Didalam target tersebut ada : pekerjaan, bonus, proyeksi karir dan punishment bila gagal. Dengan cara demikian, maka karyawan akan terdorong dan termotivasi untuk mengejar target tersebut, walaupaun sebenarnya target itu adalah job deks nya, akan tetapi dibuat menjadi hal lain yang lebih menarik dan sekaligus sebagai ”paksaan” karena didalamnya juga ada punishment. Dengan demikian, karyawan akan berinisiatif mencari cara untuk mencapai target tersebut.

b) Reward dan Punishment yang jelas

Dengan memberikan reward atas pencapaian target dan memberikan punishment atas sebuah kegagalan akan membuka ide-ide kreatif dan inisiatif dari karyawan, karena bagaimanapun reward adalah hal yang menarik dan punishment adalah sebuah kecelakaan kerja.

c) Proyeksi karir

Selain memberikan reward dan mengubah posisi target, perlu juga diberikan gambaran karir bagi karyawan, dengan membuat timeline yang jelas. Misalnya saja bila seorang karyawan bisa menyelesaikan targetnya dalam 2 tahun maka posisinya akan naik atau gajinya akan dinaikkan. Hal ini penting dilakukan, karena karyawan sendiri adalah aset bagi perusahaan.

d) Leader yang memberikan contoh

Leader / pemimpin tidak cukup hanya berteori didalam ruangan kerjanya, tidak cukup juga hanya menerima laporan dari bawahan tanpa tahu apa yang terjadi sebenarnya. Laporan yang diterima belum tentu cermin dari kondisi real yang ada. Misalnya saja yang dilakukan oleh Louis G sebagai CEO IBM, dia langsung terjun kelapangan dan memeriksa kondisi karyawan, berinteraksi dan dari hal tersebut, dia mendapatkan masukan yang luar biasa, ide-ide yang tidak pernah didengar karena terhalang batas antara karyawan dengan CEO (top management) yang sangat jauh rentangnya. Dengan cara seperti itu, bisa meng-improve karyawan dalam memberikan inisiatif kepada perusahaan pada job deks yang dikerjakan, sehingga ada pembelajaran terus menerus ke arah yang lebih baik.

Lesson Learn

Improving initiatif employee bukan sekedar melakukan improvement seperti yang biasa dilakukan organisasi/perusahaan pada proses bisnis, akan tetapi lebih daripada itu, mulai dari memperhatikan faktor-faktor penghalang yang akan dihadapi employee ketika mereka sudah mulai menyerukan inisiatif pada organisasi/perusahaan. Membekali pekerja dengan skill dan SDM yang memadai dalam usaha untuk mencapai target pekerjaanya juga menjadi salah satu faktor pemicu yang cukup penting dalam improving initiatif employee.

Akan tetapi, menempatkan target pada posisi job mereka dan memberikan reward adalah hal paling mudah dilakukan, karena secara tidak sadar karyawan akan menyelesaikan 2 hal sekaligus.

Kondisi menonoton tanpa adanya perubahan akan membawa perusahaan /organisasi pada level yang semakin menurun. tidak adanya inovasi yang selalu membawa pembaharuan bagi cara perusahaan dalam menciptakan keunggulan bersaing.

•Arahkan diri untuk berprofesi di industry yang memiliki prospect untuk pertumbuhan.
•Jangan pusingkan apakah orang lain ‘memperhatikan’, yang perlu dilakukan adalah Outperform. Dengan sendirinya orang lain akan ‘memperhatikan’
•Komunikasikan dengan jujur arahan dan kondisi perusahaan sesuai dengan porsinya, tanpa kejujuran sulit bagi karyawan untuk menjadi excited dengan apa yang mereka lakukan.
•Salah satu tugas yang penting dari seorang pemimpin dalam mengarahkan improving adalah untuk dapat membawa perusahaan melalui masa sulit, mengetahui strategy apa yang bisa digunakan dan menyadari bahwa seoarang pemimpin harus bergantung kepada orang lain untuk dapat menyelesaikan pekerjaanya.
•Seorang pemimpin menyadari bahwa satu – satunya cara baginya untuk sukses adalah dengan membuat orang lain menjadi sukses. Oleh karena itulah karyawan pun perlu melakukan improving initiatif agar menjadi karyawan yang memiliki kemampuan learn dan knowledge yang diupdate secara terus menerus.
•Budaya (company culture) adalah salah satu yang harus dimengerti dan di-manage, sama halnya / setara dengan kemampuannya mengerti and me-manager finance,, marketing, dan proses bisnis lainnya.
•“Culture is not one of the things you do, it is everything, everything resides in culture”
•“So if you think you are going to change a company’s strategy, you had better understand before you even try wheter the culture will support or fight that strategy”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar